Sabtu, 07 September 2013

Asas Black


Asas Black adalah suatu prinsip dalam Termodinamika yang dikemukakan oleh Joseph Black. Asas ini menjabarkan :

 

· Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang panas memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama

· Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas benda panas

· Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang diserap bila dipanaskan

 

Bunyi Asas Black adalah sebagai berikut:
"Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih rendah"

 

Rumus Asas Black

Qlepas = Qterima

m1 . c1 . ( t1-ta ) = m2 . c2 . (ta-t2)

 

Qlepas    = Jumlah kalor yang dilepas ( Joule )

Qterima   = Jumlah kalor yang diterima ( Joule )

m1 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi ( kg )

c1 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi ( J/kg°C )

t1 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi ( °C )

ta = Temperatur akhir pencampuran kedua benda ( °C )

m2 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah ( kg )

c2 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah ( J/kg°C )

t2 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah ( °C )

Percobaan Hukum Archimides


Percobaan Hukum Archimides

Judul              : Percobaan Hukum Archimides

 

Tujuan           : Memahami kondisi yang terapung, melayang, dan tenggelam di dalam air

 

Alat dan Bahan        :

· 3 Buah Gelas Ukur

· 3 Telur Ayam Mentah

· Garam Dapur

 

Cara Kerja     :

1) Siapkan alat dan bahan

2) Isilah gelas ukur dengan air sampai hampir penuh ( Usahakan jangan terlalu penuh sehingga apabila memasukkan telur, airnya tidak tumpah )

3) Masukkan telur ayam ke dalam gelas ukur berisi air tersebut. Amati, apa yang terjadi pada telur setelahnya

4) Masukkan sedikit demi sedikit garam dapur kedalam air sambil mengamati air. Hentukan memasukkan jika kedudukan telur tersebut berubah. Catat keadaan telur tersebut.

5) Teruskan pemberian garam sampai kedudukan telur berubah lagi.

 

Pertanyaan   :

1) Setelah kamu amati, berada dalam berapa keadaankah telur tersebut ?

· Berada dalam 3 keadaan

2) Sebutkan masing –masing keadaan telur tersebut !

· Gelas Pertama  : Telurnya Tenggelam

· Gelas Kedua                 : Telurnya Melayang

· Gelas Ketiga                 : Telurnya Mengapung

3) Mengapa hal itu bisa terjadi ? Jelaskan untuk setiap keadaan !

· Gelas Pertama, telur berada dalam keadaan tenggelam karena Massa Jenis Telur lebih besar daripada Massa Jenis Zat Cair

· Gelas Kedua, telur berada dalam keadaan melayang karena Massa Jenis Telus sama besarnya dengan Massa Jenis Zat Cair. Itu disebabkan karena adanya penambahan garam yang dapat memperbesar Massa Jenis Zat Cair

· Gelas Ketiga, telur dalam keadaan mengapung karena Massa Jenis Telur lebih kecil daripada Massa Jenis Zat Cair. Dikarenakan adanya penambahan garam yamg lebih banyak daripada gelas kedua

 

KESIMPULAN :

 

Gelas Pertama

          Pada gelas pertama, telur dalam keadaan tenggelam. Telur tenggelam menunjukkan bahwa berat telur lebih besar dari gaya ke atas yang bekerja padanya. Hal ini karena massa jenis telur lebih besar dari massa jenis air.

 

Gelas Kedua

          Pada gelas kedua, telur dalam keadaan melayang. Disebabkan karena adanya penambahan sedikit garam. Penambhan garam tersebut dapat menambah kepekatan zat cair, padahal kepekatan zat cair dapat mempengaruhi massa jenisnya. Semakin pekat zat cairnya, maka semakin besar pula massa jenisnya. Pada gelas pertama, massa jenis benda lebih besar daripada massa jenis air, sedangkan pada gelas kedua, setelah diberi garam, massa jenis benda sama besar dengan massa jenis air. Selain itu ada juga perbedaan, pada gelas pertama gaya ke atas lebih kecil dari gaya berat, sedangkan pada gelas kedua gaya ke atas sama besar dengan gaya beratnya.

Secara matematis dapat dituliskan :

 

FA = w                                                                         ρbenda = ρair

FA = m.g  ( m = ρ.V )

FA = ρ.V.g

 

Dengan : FA   = Gaya ke atas ( N )             ρ          = Massa Jenis ( kg / m³ )

w         = Gaya Berat ( N )                             V         = Volume ( m³ )

g          = Gravitasi ( m / s² )                                     

             

Gelas Ketiga

            Pada gelas ketiga telur dalam keadaan mengapung. Disebabkan karena adanya penambahan garam yang lebih banyak dari gelas kedua, yang menyebabkan gelas ketiga lebih pekat. Akibatnya Gaya ke atas lebih besar dari gaya berat dan massa jenis telur lebih kecil dari massa jenis air

Secara matematis dapat dituliskan :

 

FA > w                                                                         ρbenda < ρair

FA > m.g

FA > ρ.V.g

 

Dengan : FA   = Gaya ke atas ( N )             ρ          = Massa Jenis ( kg / m³ )

w         = Gaya Berat ( N )                             V         = Volume ( m³ )

g          = Gravitasi ( m / s² )                                     

 

Dengan begitu, dapat kita simpulkan bahwa besarnya massa jenis air garam lebih besar dari massa jenis air tawar.

BATU GINJAL

BATU GINJAL

Batu Ginjal di dalam Saluran kemih ( kalkulus uriner ) adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal ( batu ginjal ) maupun di dalam kandung kemih ( batu kandung kemih ). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis ( litiasis renalis, nefrolitiasis )


GEJALA

Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu di dalam kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang menyumbat Ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis ( nyeri kolik yang hebat ). Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam. Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut menggelembung, demam, menggigil dan Darah di dalam air kemih. Penderita mungkin menjadi sering berkemih, terutama ketika batu melewati ureter. Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung lama, air kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan ginjal ( hidronefrosis ) dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal.


DIAGNOSA

Batu yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara tidak sengaja pada pemeriksaan analisa air kemih rutin ( urinalisis ). Batu yang menyebabkan nyeri biasanya didiagnosis berdasarkan gejala kolik renalis, disertai dengan adanya nyeri tekan di punggung dan selangkangan atau nyeri di daerah kemaluan tanpa penyebab yang jelas. Analisa air kemih mikroskopik bisa menunjukkan adanya darah, nanah atau kristal batu yang kecil. Biasanya tidak perlu dilakukan pemeriksaan lainnya, kecuali jika nyeri menetap lebih dari beberapa jam atau diagnosisnya belum pasti. Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu menegakkan diagnosis adalah pengumpulan air kemih 24 jam dan pengambilan contoh darah untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat dan bahan lainnya yang bisa menyebabkan terjadinya batu. Rontgen perut bisa menunjukkan adanya Batu kalsium dan Batu struvit. Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan adalah urografi intravena dan urografi retrograd.

Batu kecil yang tidak menyebabkan gejala, penyumbatan atau infeksi, biasanya tidak perlu diobati. Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu membuang beberapa batu; jika batu telah terbuang, maka tidak perlu lagi dilakukan pengobatan segera. Kolik renalis bisa dikurangi dengan obat pereda nyeri golongan narkotik. Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran 1 sentimeter atau kurang seringkali bisa dipecahkan oleh gelombang ultrasonik ( extracorporeal shock wave lithotripsy, ESWL ). Pecahan batu selanjutnya akan dibuang dalam air kemih. Kadang sebuah batu diangkat melalui suatu sayatan kecil di kulit ( percutaneous nephrolithotomy, nefrolitotomi perkutaneus ), yang diikuti dengan pengobatan ultrasonik. Batu kecil di dalam ureter bagian bawah bisa diangkat dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra dan masuk ke dalam kandung kemih. Batu asam urat kadang akan larut secara bertahap pada suasana air kemih yang basa ( misalnya dengan memberikan kalium sitrat , tetapi batu lainnya tidak dapat diatasi dengan cara ini. Batu asam urat yang lebih besar, yang menyebabkan penyumbatan, perlu diangkat melalui pembedahan. Adanya batu struvit menunjukkan terjadinya infeksi saluran kemih, karena itu diberikan antibiotik.

Minggu, 02 Juni 2013

Posting Pertama

Haaiii semuaaa ^_^ Ini adalah postingan pertama gue di Blog.

Di Blog gue ini, gue akan isi tentang Ilmu Pengetahuan yang ada disekitar kita, tentang musik musik, dan hal hal lainnya.

Semoga Blog gue ini bisa bermanfaat yaa ;-)